Berita

05 Oktober 2025   12:50 WIB

Bupati Kudus Dorong Guru Melek Coding, Siapkan Generasi Emas di Digital 

Bupati Kudus Dorong Guru Melek Coding, Siapkan Generasi Emas di Digital 

Bupati Kudus Dorong Guru Melek Coding, Siapkan Generasi Emas di Digital 

KUDUS – Bupati Kudus Sam’ani Intakoris membuka secara resmi kegiatan Pelatihan Guru Computational Thinking & Unplugged Coding “Tangible” di Gedung Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus, Minggu (5/10/2025). Kegiatan ini digagas oleh Yayasan Dharma Bakti Lestari bekerja sama dengan Yayasan Sukma dan Leva Foundation, dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Kudus.

Pelatihan yang berlangsung pada 5–7 Oktober 2025 ini diikuti oleh puluhan guru SD, SMP, dan SMA dari Kabupaten Kudus, Demak, Pati, dan Jepara. Kegiatan tersebut bertujuan memperkuat kemampuan guru dalam memahami konsep computational thinking dan unplugged coding, yang menjadi dasar literasi digital di era kecerdasan buatan (AI).

Dalam sambutannya, Bupati Sam’ani Intakoris mengapresiasi seluruh pihak yang berkolaborasi dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Pihaknya menegaskan pentingnya penguasaan bahasa pemrograman bagi tenaga pendidik agar mampu menyiapkan peserta didik yang melek teknologi.

“Kegiatan coding ini penting bagi Bapak Ibu guru sebagai bahasa pemrograman komputer yang nantinya akan diajarkan kepada anak-anak. Terima kasih kepada Yayasan Dharma Bakti Lestari dan Leva Foundation yang telah menggagas serta memberikan pelatihan ini. Di era IT dan AI seperti sekarang, mau tidak mau kita harus belajar, karena kalau tidak, kita akan tertinggal,” ujar Bupati.

Pelatihan ini mengusung pendekatan integrasi computational thinking dan unplugged coding dengan metode pembelajaran yang menyenangkan dan mudah diterapkan. Guru diajak memahami logika berpikir pemrograman tanpa harus bergantung pada komputer. Peralatan yang digunakan pun sederhana dan nyata, cukup dengan handphone dan seperangkat alat pendukung praktis.

Direktur Eksekutif Yayasan Sukma, Ahmad Baidhowi AR, menjelaskan bahwa metode Tangible Coding ini telah digunakan di lebih dari 22 negara. Kudus menjadi kota kedua di Indonesia setelah Palu yang mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan serupa.

“Kami sudah menyiapkan modul yang bisa digunakan untuk siswa SD hingga SMA. Bahasa yang dipakai sangat dasar, bahkan berbentuk puzzle agar anak-anak lebih fun. Metode ini disebut unplugged coding, karena fokusnya bukan pada alat, tapi pada pola pikir komputasional,” terang Baidhowi.

Ia menambahkan, pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk menumbuhkan minat siswa terhadap dunia teknologi sejak dini, serta memperkuat kapasitas guru sebagai penggerak inovasi pendidikan di daerah.

Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Kudus berharap para guru bisa menjadi pionir pembelajaran digital yang kreatif dan inspiratif, sehingga lahir generasi muda Kudus dan sekitarnya yang unggul, adaptif, dan siap bersaing di era transformasi digital global.

Info